Kamis, 15 Maret 2012

Proses Sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadian

Kepribadian disebut diri. Dan diri merupakan produk sosial. Oleh karena itu, sosiologi lebih memusatkan perhatian pada faktor lingkungan kebudayaan, pengalaman kelompok, dan pengalaman unik sebagai faktor-faktor pembentukan kepribadian dan cenderung untuk tidak melihat faktor, warisan biologis dan lingkungan fisik.

Dalam pergaulan hidup, manusia tidak tidak pernah lepas dari penilaian orang lain. Dalam perilaku sehari-hari terkadang kita sering mendengar beberapa perilaku yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang. Sikap atau perangai dan tingkah laku dari seseorang disebut kepribadian atau personality seseorang.

Beberapa ahli berpendapat tentang kepribadian, yaitu:
1. Yinger. Kepribadian yaitu keseluruhan perilaku seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Ungkapan sistem kecenderungan tertentu tersebut menyatakan bahwa setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas dan tindakan yang sama setiap hari.
2. George Herbert Mead. Dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri. Diri manusia mulai berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran yang ada di dalam masyarakat. Ada tiga tahap perkembangan diri manusia, yaitu:
a. Play Stage. Dalam tahap ini anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia mulai meniru peran yang dijalankan oleh orang tuanya, kakaknya, tetangganya, atau orang lain yang berinteraksi dengannya.
b. Game Stage. Tahap ini, seorang anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi. Anak tersebut sudah menyadari peran yang ia jalankan dan peran yang dijalankan orang lain.

c. Generalized Other. Pada tahap ini, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas, tidak sekedar orang-orang terdekatnya. Ia telah mampu berinteraksi dengan orang lain dalam masyarakat karena telah memahami peran dirinya dan peran orang lain.
3. Charles Horton Cooley. Menyatakan bahwa konsep diri seseorang berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang merupakan sebuah produk sosial, yaitu sebuah produk dari interaksi sosial. Selain itu, ia menyatakan juga bahwa diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini disebut Looking-glass self.
CH Cooley menyebutkan bahwa Looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap, yaitu:
a. Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi orang lain.
b. Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan itu.
c. Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya itu.

Tujuan dari sosialisasi yaitu antara lain:
a. Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu.
b. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
c. Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat.
d. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar